Senin, 31 Desember 2007

Kisah Sepasang Suami - Istri

Ada sepasang suami - istri yang keduanya merupakan guru matematika suatu SMA swasta yang berbeda. Selama ini mereka berdua selalu bahagia hingga akhirnya suatu masalah menimpa mereka sehingga merekapun bertengkar dan hubungan mereka semakin tidak harmonis dari hari ke hari. Karena merasa butuh bantuan untuk menyelesaikan masalah ini, maka sang suami pun pergi ke seorang psikolog untuk meminta saran. Setelah si suami menceritakan masalahnya tadi psikolog tersebut menyarankan mereka berdua untuk mengambil liburan berdua di sebuah villa agar mereka berdua bisa melepaskan semua masalah mereka dan saling dekat serta memahami satu sama lain.
Singkat cerita pasutri ini telah tiba di sebuah villa di daerah puncak dimana udara yang sejuk dan pemandangan indah selalu menemani mereka berdua yang sedang dirundung masalah.

tapi sayangnya sifat keegoisan mereka tetap tidak bisa dilunturkan, mereka masih saja saling jengkel. Malam hari ketika istrinya tidur sang suami pergi keluar rumah pergi ke suatu cafe untuk menenangkan diri. Di cafe tersebut dia bertemu dengan seorang profesor matematika dan menceritakan tentang masalah yang sedang di hadapinya. Setelah Mendengarkan cerita sang suami tadi profesor tadi menyuruhnya untuk kembali pulang ke villa menemui istrinya dan menyelesaikan masalahnya dengan cara matematika. Masih dalam keadaan bingung akan nasihat profesor tadi sang suami pun kembali ke villanya. Sesampainya di villa sang suami tadi tidak menjumpai istrinya di dalam kamarnya ataupun di seluruh villa. Ternyata sesaat setelah sang suami tadi pulang sang istri juga pergi ke cafe tersebut untuk memenangkan diri dan juga bertemu dengan profesor tadi. Profesor tadi juga menyarankan hal yang sama pada sang istri yaitu untuk menyelesaikan masalah mereka secara matematika.

Setelah sesampainya sang istri di rumah dia mendapati suaminya sedang berdiri di ruang tamu seakan sudah menunggu kedatangan istrinya. Tanpa berkata-kata sang suami langsung mengacungkan jari telunjuknya kepada sang istri. Melihat hal itu sang istri kaget dan seakan tidak mau kalah, sang istri mengacungkan dua jarinya, jari telunjuk dan jari tengah. Melihat hal itu sang suami menjadi gelisah dan akhirnya dia mengacungkan ketiga jarinya, jari telunjuk, tengah, jari manis. Melihat hal itu sang istri meneteskan air mata dan langsung mendekati suaminya dan langsung memeluknya sambil meminta maaf. Akhirnya mereka berdua baikan lagi dan hubungan mereka menjadi harmonis lagi.
Keesokan harinya sang suami tadi kembali lagi ke cafe dan menemui profesor tadi untuk berterima kasih, karena akhirnya mereka berdua bisa hidup bahagia lagi. Sang suami bercerita semalam karena saking marahnya kepada sang istri dia memutuskan akan menceraikan sang istri jika dia tidak mau meminta maaf setelah diberi tahu tiga hitungan. Ketika dia mengacungkan jari 1 jari, dia kaget karena istrinya malah menantangnya dengan mengacungkan 2 jarinya, akhirnya dalam keadaan marah dia mengacungkan 3 jarinya, tapi untungnya istrinya sadar dan langsung meminta maaf, dan akhirnya mereka berdua tidak jadi bercerai.
Setelah sang suami pulang ke villa giliran sang istri menemui profesor tadi untuk berterima kasih dan menceritakan kejadian semalam. Kata sang istri sepulangnya dia ke villa dia menemui suaminya untuk meminta kejelasan kelangsungan hubungan mereka. Tapi sebelum sempat berkata-kata suaminya malah mengacungkan 1 jarinya. Dia yakin maksud suaminya adalah bahwa dialah satu-satunya wanita di dunia ini yang paling dia sayangi. Dia kaget dan langsung mengacungkan 2 jarinya dengan maksud bahwa mereka berdua pasangan sejati dan akan hidup bahagia sampai akhir hayat. Tapi setelah itu dia kaget melihat istrinya mengacungkan 3 jarinya. Dia yakin maksud suaminya adalah bahwa kini saatnya mereka untuk mempunyai seorang anak agar hidup mereka lebih bahagia lagi. Karena itulah sang istri menangis terharu dan langsung memeluk sang suami dan meminta maaf.
Begitulah akhir bahagia sepasang suami-istri yang rumah tangganya nyaris hancur total tapi gara-gara matematika mereka berdua akhirnya bisa berbaikan lagi. Jadi nggak ada ruginya kan menguasai matematika, karena dengan matematika hidup menjadi lebih indah.he.....he.....


1 komentar:

GlobalServise mengatakan...

tulisan anda asyik untuk di baca say salut dengan kemauan sang suami itu saya baru beljar blogging dan mohon bimbingannya trima kasih hormat saya